Kamis, 11 Februari 2016

Konservasi Energi di Semen Padang



Sekarang ini, promosi maupun aksi mengenai konservasi energi sedang gencar-gencarnya dilakukan. Usaha tersebut dilakukan baik oleh instansi Pemerintah, Swasta maupun masyarakat. Konservasi merupakan suatu kebutuhan baik bagi perumahan, perkantoran maupun industri. Kemudian, apa yang dimaksud dengan konservasi energi?

Konservasi energi adalah upaya penggunaan energi secara bijaksana sesuai dengan kebutuhan sehingga pemborosan dapat dihindari. Konservasi energi sangat erat kaitannya dengan penghematan energi. Dalam konservasi energi, penghematan penggunaan energi tidak mempengaruhi kualitas dan kuantitas produk yang dihasilkan. Misalnya, dalam proses produksi semen, produk yang dihasilkan memiliki kualitas dan kuantitas yang sama bahkan lebih baik dan banyak jika dibandingkan sebelum diadakan usaha konservasi energi. Usaha konservasi energi penting dilakukan dengan pertimbangan bahwa:
1. Energi fosil yang banyak dipakai oleh masyarakat dunia semakin hari cadangannya semakin menipis.
2. Mengurangi pencemaran lingkungan akibat penggunaan energi fosil.
3. Mengurangi beban biaya subsidi dalam pengadaan energi fosil.
4. Mengurangi biaya produksi akibat penggunaan energi yang tidak efisien.

Sementara itu, berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 70 Tahun 2009 tentang Konservasi Energi, konservasi energi adalah upaya sistematis, terencana, dan terpadu guna melestarikan sumber daya energi dalam negeri serta meningkatkan efisiensi. Konservasi energi bisa dilakukan dengan penggantian alat-alat konvensional dengan alat-alat yang lebih hemat energi maupun dengan cara membenahi manajemen energi.

Semen Padang sebagai perusahaan penghasil semen yang terletak di Indarung, Sumatera Barat, telah melakukan berbagai usaha konservasi energi dalam proses produksinya maupun dalam operasional kantornya. Beberapa langkah konservasi energi yang telah dilaksanakan oleh Semen Padang adalah sebagai berikut.

1. Pemanfaatan Motor Efisiensi Tinggi

Beberapa proses dalam pembuatan semen membutuhkan alat yang digerakkan oleh motor penggerak. Penggantian motor konvensional dengan motor berefisiensi tinggi berpotensi untuk menghemat penggunaan energi sebesar 5 %.

2. Penurunan Suhu Exit Preheater di Kiln

Penurunan suhu dilakukan karena terdapat perbedaan suhu operasi keluaran preheater kiln sebesar 7 oC dengan suhu rancangan. Kondisi ini menyebabkan penggunaan batubara yang berlebih dibandingkan dengan rancangan. Penurunan suhu tersebut dapat menghemat biaya operasional sebesar Rp. 462.000.000,00 per bulan.

3. Pemanfaatan Biomassa untuk Kiln

Batubara merupakan bahan bakar utama di industri semen, khususnya dalam proses yang membutuhkan energi panas. Peran batubara dapat digantikan dengan biomasa yang berasal dari sekam padi, tatal atau limbah karet, serbuk gergaji, kertas bekas. Salah satu proses yang membutuhkan energi panas dalam jumlah besar adalah proses yang terjadi di kiln, sehingga pemanfaatan biomassa pada kiln dapat membantu mengurangi penggunaan batubara. Penggunaan biomassa berbasis pemanfaatan limbah merupakan salah satu langkah konservasi energi dengan menggunakan energi terbarukan.

4. Efisiensi dan Konservasi Energi di Industri Semen – Studi kasus Waste Heat Recovery Power Generation (WHRPG) di Semen Padang

Kegiatan efisiensi dan konservasi energi di Semen Padang merupakan sebuah kegiatan yang sudah berjalan dengan bantuan dari Pemerintah Jepang (NEDO) bekerja sama dengan Kementrian Perindustrian. Kegiatan energi efisiensi ini adalah kegiatan yang memanfaatkan gas buang yang sudah tidak dipergunakan lagi di pabrik. Konsep yang diterapkan adalah selain mengurangi energi, limbah udara, juga memanfaatkan untuk membangkitkan energi listrik. Industri Semen Padang ini memanfaatkan energi listrik dari gas buang. Dengan menggunakan konsep teknologi seperti ini, penggunaan listrik oleh Semen Padang kini terdiri dari 79,9% berasal dari PLN, sisanya berasal dari instalasi baru, dengan biaya penggunaan listrik turun dari 15,3% dari total biaya menjadi 12,7% dari total biaya. Dengan adanya kegiatan konversi energi seperti ini, Semen Padang berniat untuk me-replikasi kegiatan ini, baik di 3 pabrik lama yang sudah ada, maupun untuk yang sama sekali baru.

Kegiatan konservasi yang telah dilakukan oleh Semen Padang, di samping memberikan keuntungan dalam menekan biaya operasional penggunaan energi, juga menghadirkan berbagai pengharggan. Beberapa di antaranya adalah juara I Penghargaan Efisiensi Energi Nasional Tahun (PEEN) 2014 untuk kategori Manajemen Energi di Industri dan Bangunan Gedung dengan sub kategori Industri Besar dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, pemenang penghargaan Asean Energy Awards 2014, penghargaan Rintisan Teknologi dan Industri Hijau dari Kementerian Perindustrian.

Pada akhirnya, semoga segala upaya konservasi yang telah dilakukan oleh Semen Padang maupun beberapa perusahaan lainnya dapat menginspirasi perusahaan yang lain agar bergerak dalam usaha konservasi energi. Terlebih, usaha konservasi energi tidak hanya memberikan keuntungan bagi lingkungan, namun juga memberikan dampak positif dalam penekanan biaya operasional perusahaan.

Sumber:
[1] Best Practice Model Kegiatan Energi Efisiensi di Indonesia. Diakses dari: http://www.iesr.or.id/2012/03/best-practice-model-kegiatan-energi-efisiensi-di-indonesia pada tanggal 1 Februari 2016.
[2] Dirjen EBTKE Kementrian ESDM. 2014. Profil Investasi Efisiensi Energi 2013. Jakarta: Kementrian ESDM.
[3] Semen Padang Raih Pengharggan Efisiensi Energi 2014. Diakses dari: http://www.semenpadang.co.id/?mod=berita&kat=&id=1142 pada tanggal 11 Februari 2016.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar